JAKARTA - PBNU bersama Rabithah Alam Islami (Liga Muslim Dunia) mengundang para tokoh agama dalam rapat pendahuluan (introductory meeting) persiapan R20 (Religion 20) yang merupakan bagian dari G20 di Jakarta, Senin (5/9/2022).
Rapat pendahuluan ini dihadiri oleh puluhan perwakilan tokoh lintas ormas dan lintas agama untuk membahas penyelenggaraan "International Summit of Religious Leaders" termasuk rancangan agendanya. Pertemuan para tokoh agama dari berbagai negara di Bali pada tanggal 2-3 November mendatang.
"Latar belakang adanya R20 yang mirip dengan forum lintas negara G20. R20 diinisiasi untuk mengumpulkan para tokoh agama dari anggota negara-negara G20 yang selama ini aktif berdialog di forum-forum internasional, " ujar Ketua PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf dalam sambutannya.
Kyai yang biasa disapa dengan panggilan Gus Yahya ini berharap, agama tidak lagi dipandang sebagai bagian dari masalah. Justru dia berharap agama dapat menghadirkan solusi.
"Saya ingin agama-agama tidak lagi dipandang sebagai bagian dari masalah, namun justru dapat menghadirkan solusi. Selama ini kita bisa melihat apa yang terjadi di India, Myanmar, Afrika Barat, dan Timur Tengah. Apa yang bisa disumbangkan oleh agama-agama di dunia ini untuk menyelesaikan masalah yang ada?, " tuturnya.
Hadir dalam forum ini Ketua Harian DPP wahdah Islamiyah, Ustaz Dr. Rahmat Abdul Rahman mewakili Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah Ustaz Dr. Muhammad Zaitun Rasmin. Dalam kesempatan itu Ia menyampaikan bahwa Wahdah Islamiyah menyambut baik adanya R20 dan siap berkontribusi maksimal.
"Kami sangat mengapresiasi PBNU dalam hal ini Ketua PBNU Gus Yahya yang telah menjadi penyambung keresahan kita semua, para tokoh agama. Bisa dikatakan ini adalah forum R20 yang pertama di dunia. Kami ingin tahu, apa saja yang diharapkan dari ormas-ormas Islam dan Insya Allah kami siap berkontribusi maksimal, " ungkapnya.
Ustadz Rahmat juga mengusulkan agar diadakan pertemuan pendahuluan dari perwakilan tokoh agama berbagai negara. Dia menyebutnya semacam "mini R20".
Usulan tersebut disetujui oleh forum. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Muhsin Syihab juga mengaminkan hal tersebut dan menyebut R20 ini adalah momen bersejarah.
"Kalau bukan sekarang diinisiasi, mungkin butuh waktu 20 tahun lagi. Inilah momentumnya, karena pertama kalinya R20 menjadi official engagement di G20, " pungkasnya.
Sebelumnya, Gus Yahya menyampaikan bahwa R20 memang memanfaatkan adanya momentum G20 di Bali. Presidensi G20 Indonesia menetapkan tiga isu prioritas, yaitu arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital dan ekonomi. Sedangkan R20 akan fokus pada memaksimalkan peran agama untuk menghadirkan solusi persoalan dunia.
Reporter: Muh Akbar